Sunday, December 2, 2012

Pembicaraan di Lift: Teknik Menarik Perhatian Prospek

Salah satu usaha untuk menemukan prospek baru yang sering disarankan oleh para Trainer dan Sales Manager kepada Jurujual profesional adalah networking. Namun jarang sekali mereka membekali Jurujualnya dengan cara ampuh untuk menarik perhatian Prospek yang mereka jumpai di event networking tersebut.

Sebelum Anda pergi ke sebuah acara networking, coba anda renungkan sejenak, bila disana nanti Anda berkesempatan berjumpa dan bercengkrama dengan prospek yang sudah lama Anda incar, yang sangat sulit untuk ditemui, apa yang Anda harapkan? Dan untuk dapat memenuhi harapan Anda itu, apa yang akan Anda lakukan?

Menjual produk/jasa Anda? Saya kira, hampir tidak mungkin. Hasil maksimal yang bisa Anda harapkan dari pertemuan singkat semacam ini adalah membuat prospek tertarik untuk bicara dengan anda lebih lanjut. Jadi pertanyaan selanjutnya:

"Apa yang harus anda lakukan membuatnya tertarik berbicara dengan Anda lebih lanjut?"

Rumusnya sederhana saja, ini yang disebut pembicaraan di lift (elevator pitch):
  • Jenis usaha Klien Anda +
  • Hasil dari layanan Anda untuk Klien tersebut +
  • Apa yang membedakan Anda dengan pesaing
Jenis usaha Klien anda: menjelaskan bidang usaha klien Anda, seperti: Finansial dan Perbankan, Perhotelan, Rumah sakit, IT, Pertambangan, Telekomunikasi, Distribusi, Pengecer, dan sebagainya.

Hasil dari layanan anda: menjelaskan hasil dari produk/jasa yang anda jual kepada Klien Anda, misalnya: mengurangi resiko terjadinya kehilangan barang, meningkatkan penjualan, meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, mengurangi resiko kerugian bila terjadi pemadaman listrik, dan sebagainya.

Apa yang membedakan Anda dari pesaing seringkali disebut USP (Unique Selling Propositions), contohnya, bila perusahaan Anda melayani jasa pengiriman barang, USP bisa berupa:
  • melayani penjemputan barang yang akan dikirim, tanpa biaya tambahan
Bagaimana Anda merangkai ketiga unsur tersebut diatas menjadi satu kalimat yang menarik?
Ini contohnya:

"Kami melayani perusahaan Manufaktur untuk meningkatkan penjualan dan menurunkan biaya iklan. Klien kami hanya membayar jasa kami, bila sudah mendapatkan hasil yang nyata"

Dalam contoh tersebut diatas:

Jenis usaha Klien: "perusahaan Manufaktur"
Hasil untuk Klien: "meningkatkan penjualan dan menurunkan biaya iklan"
USP: "hanya membayar, bila sudah mendapatkan hasil yang nyata"

Dengan satu kalimat tersebut diatas, prospek akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai usaha anda: pengalaman Perusahaan Anda melayani industri apa atau apa spesialisasi Perusahaan Anda, apa manfaatnya menggunakan produk/jasa anda bagi mereka, dan apa yang membuat mereka harus memilih Anda, bukan pesaing Anda. Sehingga mereka dapat mengambil sikap yang tepat, tertarik atau tidak, untuk berbicara dengan anda lebih lanjut.

Semoga Tip singkat ini dapat membantu anda dalam menjaring prospek lebih banyak. Anda dapat menyimak artikel Sales lebih lanjut disini.

Untuk belajar taktik dan strategi Sales Profesional lebih lanjut silakan hubungi kami disini. Tim kami akan segera membantu anda.
 
 
 

Saturday, December 1, 2012

Jurus Pamungkas Dalam Menaggapi Keluhan atau Keberatan

Jangan pernah berargumentasi dengan prospek!


Walaupun Anda sangat yakin bahwa pendapat/pernyataan prospek SALAH. Sebab, kalaupun pada akhirnya Anda menang dalam berargumentasi, Anda tidak akan mendapatkan order. Yang pasti Prospek Anda akan kecewa, merasa disudutkan, dan Anda akan kehilangan prospek tersebut. Wassalam!!!

Jika Anda terperangkap dalam situasi di mana pendapat Anda disalahkan, atau prospek menyatakan satu pendapat yang salah, terima saja dulu! Setujui dulu, baru kemudian secara tidak langsung Anda coba arahkan prospek tersebut pada sudut pandang yang lain, agar ia dapat melihat dari sudut pandang yang sama dengan Anda.

Pada saat Anda menerima dan mengakui pernyataan atau pendapat prospek, ia akan merasa sependapat dengan Anda. Selanjutnya dia akan memandang Anda sebagai teman yang mengerti pikirannya, dan karena itu bisa dipercaya, dan diajak bicara lebih lanjut; dan yang terpenting, bisa dijadikan mitra. Biasanya, sikapnya kemudian melunak, dan akan lebih mudah bagi Anda untuk mengarahkannya pada sudut pandang yang sesuai dengan pandangan Anda. Dialog berikut ini merupakan salah satu contoh sederhana bagaimana Anda dapat menyetujui dulu, baru kemudian mengarahkannya.

Prospek: “Saya dengar produk Anda terkenal mahal?!

Anda:     “Saya setuju, pak! Suatu produk atau jasa akan terasa mahal kalau tidak dapat memberi solusi yang Bapak perlukan.

Pasti Anda tidak suka kalau produk/jasa yang Anda jual mendapat cap mahal, karena cap mahal akan membuat pekerjaan Anda menjadi lebih berat. Anda mungkin akan menanggapinya dengan mengatakan:

“Siapa bilang, pak! Mungkin yang mengatakan itu pesaing kami atau calon pembeli yang ga punya duit untuk membeli solusi kami.”

Kalau ini yang Anda katakan, prospek akan merasa bahwa Anda secara tidak langsung mengatakan kalau ia tidak punya anggaran yang cukup. Akibatnya ia mungkin akan merasa direndahkan, dan tidak suka berhubungan dengan Anda lebih lanjut.

Atau mungkin Anda akan bereaksi lebih halus dan dengan sangat ramah mengatakan:

“Ah, enggak kok, pak! Harga kami sangat bersaing, bahkan yang termurah di antara produk/jasa yang sejenis.”

Nah, ini lebih celaka lagi! Bisa dipastikan bahwa pada tahap-tahap selanjutnya Anda akan terus-menerus diperas masalah harga. Dari pengalaman saya menjalani peran Sales selama hampir 30 tahun, akan selalu ada pihak lain yang menawarkan solusi dengan harga lebih murah dari yang saya tawarkan. Setiap kali ada pihak lain yang menawarkan solusi sejenis dengan harga lebih murah, tentu akan dijadikan rujukan untuk memeras harga Anda lebih dalam lagi, karena pada tahap sangat dini Anda sudah menyatakan “harga produk/jasa yang Anda yang jual adalah termurah.”

Dalam contoh jawaban yang saya berikan di atas, kalimat “Saya setuju, pak!”, mempunyai manfaat ganda, yaitu sebagai berikut.

  1. Prospek akan merasa pendapatnya diterima dan diakui. Oleh karena itu, prospek akan melihat Anda sebagai teman. Suatu persetujuan akan menurunkan ketegangan secara psikologis, dan biasanya ia tidak akan menyerang Anda lebih jauh.
  2. Mengakui bahwa produk/jasa yang Anda jual bukan barang murah apalagi murahan. Secara tidak langsung kalimat di belakangnya memberi arti: “Anda akan memberi solusi yang sesuai dengan kebutuhan prospek dengan harga yang wajar.”

Dengan kalimat “Suatu produk atau jasa akan terasa mahal, kalau tidak dapat memberi solusi yang Bapak perlukan.” Secara tersirat saya ingin mengarahkan prospek untuk melihat dari sudut pandang: Mahal atau murahnya suatu produk/jasa sangatlah relatif. Produk/jasa yang tampaknya relatif lebih murah, akhirnya akan terasa mahal, bila ternyata bukan merupakan solusi yang tuntas.
 
Aritikel ini merupakan cuplikan dari buku saya yang berjudul "Dari Rindu Order Hingga Kebanjiran Order" diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Anda dapat memesanya disini @ Rp. 35ribu sudah termasuk ongkos kirim (khusus untuk Indonesia).
 
Anda dapat menyimak artikel-artikel yang lain disini. Bila anda memerlukan Sales Training/Workshop dapat segera menghubungi kami melalui emai ini.
 
SELAMAT BEKERJA
 
 

Sunday, November 4, 2012

Optimalkan Promosi Anda

Ketika berbelanja di sebuah pe-ritel besar di Jakarta saya tertarik pada promo trade-in lampu LED merek P. Lampu yang sudah mati, merek apa saja, dihargai Rp. 25ribu bila di-trade-in dengan lampu LED tersebut.

Beberapa hari kemudian ketika ada keperluan untuk berbelanja lagi di tempat tersebut, saya ingat untuk membawa lampu yang sudah mati untuk di-trade-in. Di counter lampu tersebut saya dilayani oleh seorang SPG yang tahu bagaimana cara memproses trade-in ini.

Lampu yang mati ditukar dengan sebuah Voucher bernilai Rp. 25ribu, kemudian SPG tersebut menjelaskan,"Nanti pada waktu melakukan pembayaran di kasir, Bapak serahkan lampu LED ini sekalian dengan Voucher-nya, ya Pak. Nanti harganya akan langsung dipotong sebesar Rp. 25ribu."

Setelah selesai belanja, saya ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran belanjaan. Saya agak bingung ketika kasir mengatakan, "Potongan harganya nanti dibawah, ya Pak." dengan ekspresi agak ragu.

"Dibawah? Dimana maksudnya? Kenapa nggak dipotong langsung aja sekarang?" Tanya saya.

Kasir yang ragu ini kemudian meminta tolong temannya yang lebih senior, yang diharapkan dapat membantu. Ternyata temannya ini juga bingung, kemudian dia membawa Voucher tersebut ke dalam kantor untuk ditanyakan kepada orang yang tahu. Tidak lama kemudian, orang itu kembali lagi dengan membawa Voucher yang dia bawa masuk tadi, lalu Voucher langsung di-scan ke scanner infra merah di kasir, seperti proses scan harga barang-barang belanjaan, total harga belanjaan saya langsung (otomatis) terpotong sebesar Rp. 25ribu.

Ternyata prosesnya sesederhana itu, yang jadi pertanyaan besar di benak saya, "Mengapa promosi yang menarik ini tidak disadari oleh kasir??? Yang notabene harus memproses semua transaksi belanja di tempat tersebut, sehingga proses yang sesederhana itu saja membuat mereka bingung, dan membuat pelanggan merasa tidak nyaman."

Saya menghargai pelayanan yang terampil dari SPG di Counter lampu tersebut, namun agak kecewa dengan pelayanan kasirnya.

Ceritanya belum selesai sampai disitu, kira-kira dua minggu berikutnya saya kembali lagi ke tempat tersebut, dan ingat untuk membawa satu lampu, yang kebetulan sudah mati, untuk di-trade-in dengan lampu LED.

Di pintu masuk saya lapor satpam, bahwa saya membawa masuk satu lampu untuk di-trade-in, kemudian satpam memberi tanda pada lampu yang saya bawa itu dengan sebuah sticker.

Saya langsung menuju counter lampu, dan disana dilayani dengan cekatan oleh SPG yang bertugas, lebih dari itu, kali ini proses pembayaran pun dibantu oleh SPG itu di kasir yang ada di dalam, sehingga proses di kasir berjalan cukup lancar. Walaupun demikian, kasir masih nampak agak bingung, untungnya kali ini proses pembayaran dipandu oleh SPG tersebut, sehingga proses pembayaran berjalan lancar.

Karena saya melakukan pembayaran di kasir yang ada di dalam, maka ketika akan keluar saya tanya petugas satpam, apakah dia perlu memeriksa belanjaan saya. Satpam pun mencocokkan barang belanjaan saya dengan apa yang tertera pada bon. Kebetulan petugas ini adalah orang yang sama dengan petugas satpam ketika saya lapor untuk membawa masuk lampu untuk trade-in, dan dia masih mengenali saya, lalu dia bertanya,

"Trade-in itu maksudnya gimana sih, Pak?"
"Lampu yang rusak ditukar dengan Voucher potongan harga sebesar Rp.25ribu." Jawab saya
"Oh, gitu. Kalau bawa dua lampu?" Tanya satpam itu lagi
"Kalau bawa dua lampu, dapat Voucher-nya dua, tapi beli lampunya juga harus dua. Jadi tetap satu lampu potongannya Rp. 25ribu."
"Oooh, gitu. Saya juga mau, ah. Besok saya mau bawa lampu mati." Kata satpam itu tertarik.

Saya berkata pada diri sendiri,
"Oooh, jadi satpam juga nggak tahu, kalau di tempatnya bertugas sedang ada PROMO trade-in??? Seharusnya kan saya yang bertanya kepada dia. Koq, jadi terbalik? Malah dia yang bertanya kapada saya???"

HALO, MANAGER PROMO! Coba anda renungkan, bagaimana satu promo bisa memberikan hasil optimal, bila hampir seluruh karyawan toko sendiri saja, termasuk kasir dan satpam, kecuali petugas counter yang bersangkutan, tidak tahu kalau anda sedang menjalankan satu program???

Nah, agar pogram promo anda mendatangkan hasil optimal, saran saya sederhana saja:
  1. Promosikan keberadaan program tersebut kepada seluruh karyawan, tanpa kecuali. Seluruh karyawan harus tahu.
  2. Libatkan seluruh karyawan frontliner untuk secara aktif menyebar-luaskan program promo ini kepada pelanggan. Frontliner adalah karyawan yang dalam menjalankan tugasnya berinteraksi langsung dengan pelanggan, seperti: SPG, kasir, Customer Service, satpam, ...
Hasilnya?
  1. Banyak dari karyawan sendiri yang mungkin tertarik untuk membeli, contohnya satpam tersebut diatas. Berapa banyak karyawan anda yang tertarik? Anda bisa hitung sendiri, berapa kira-kira tambahan penjualan anda yang datang dari karyawan sendiri.
  2. Program akan diketahui oleh hampir seluruh pelanggan yang datang ke toko, terlepas mereka tertarik atau tidak. Yang pasti akan meningkatkan penjualan anda.
  3. Pelanggan yang sudah tahu dan tertarik dengan program ini, entah dari mana mereka tahu, ketika datang ke toko, tentu akan bertanya kepada salah satu dari frontliner yang mereka jumpai. Nah, kalau frontliner itu tidak tahu, mungkin mereka akan batal membeli.
    Sadarkah anda, sudah berapa banyak potensi penjualan yang hilang, hanya karena petugas toko anda sendiri tidak tahu program yang sedang anda jalankan???
Dengan melaksanakan dua langkah tersebut diatas anda dapat meningkatkan keberhasilan promo anda secara signifikan.